Pendemo Ahok Dibayari Sandiago Uno?

Menyerang dan diserang dalam dunia politik adalah hal yang biasa. Tapi sejauh ini, itu yang tidak terlihat dari Sandiaga Uno, salah satu rival Ahok.

Terjun ke kancah politik DKI, politisi Gerindra itu lebih memilih gencar sosialisasi ke masyarakat DKI dari pada menyerang Ahok selaku 'Juara Bertahan'.

Beda jauh dibandingkan tokoh politik lainnya yang sedang gerilya untuk memenangkan hati warga Jakarta. Mereka gencar menyerang Ahok. Ahok pun meladeni dengan melakukan serangan balik.

Muncul pertanyaan, benarkah Sandiaga Uno tidak pernah menyerang Ahok? Sangat mustahil tidak ada serangan dalam politik.

Apalagi sebagai incumbent, elektabilitas Ahok masih jauh diatas kandidat lain. Perlu serangan bertubi-tubi kepada Ahok agar bisa mempengaruhi opini publik.

Jika dianalisa, sepertinya Sandiaga Uno ikut  melakukan gempuran. Mengusung strategi politik santun, Sandi memang tidak akan melakukan serangan terbuka.

Dia melakukan serangan dengan 'pinjam tangan'. Dengan kekuatan finansialnya, cara ini sangat mudah dilakukan.

Strategi serangan 'pinjam tangan' bisa dengan menggerakan dan membiayai demonstran. Apalagi Gerindra partai tempat Sandi bernaung mempunyai affiliasi dengan Front Pembela Islam (FPI).

Keintiman FPI-Gerindra ini pernah diakui Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Fajar Siddiq kepada media pada tahun 2014 lalu.

Salah satu demontrasi yang patut dicurigai bagian dari strategi politik Sandiaga Uno adalah demo pada Selasa (3/5/2016) yang dilakukan. Aksi Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) dan FPI itu sangat terasa aroma politisnya.

Keterlibatan Sandi dalam membiayai demonstran itu memang masih sebatas tanda tanya. Tapi dalam panggung politik, analisa sangat penting dari pembuktian.

Sah-sah saja Sandi membayar demonstran demi menyerang Ahok. Untuk memenangkan pertarungan politik memang dibutuhkan berbagai cara.

Asalkan saat kemenangan diraih tidak mengabaikan rakyat yang memberikan suara. Jika diabaikan, maka rakyat akan balas mengabaikan pemimpinnya dan menjatuhkan hukuman pada pesta demokrasi selanjutnya.

Bagikan: Facebook